ASAL
USUL DESA TROJALU
Zaman
dulu kala ada sebuah desa yang kehidupan sehari-harinya aman, tentram dan
rukun, tetapi sayang desa tersebut belum mempunyai nama. Meskipun desa itu
sudah berpenduduk, namun jumlah penduduk yang berdiam di desa itu masihlah sedikit
dan belum sebanyak seperti penduduk sekarang ini.Salah satu penduduk yang
berdiam di desa itu adalah seorang laki-laki yang bernama Setro.Dalam
kesehariannya hidup Setro ditemani oleh ayam jagonya.Setro saat itu mempunyai
kegemaran menyabung ayam.Kegemaran ini dirasa cukup menghibur dirinya yang pada
saat itu memang keadaanya sangat sepi dan belum banyak pilihan hiburan yang
dapat menyenangkan hatinya.Setro hanya mempunyai seekor ayam jago yang cukup
gagah, kuat dan gesit yang begitu dibanggakannya. Ayam jago tersebut selain
gagah, kuat dan gesit, juga mempunyai keistimewaan lain yaitu memiliki bulu
yang sangat indah dan jalu yang sangat runcing, tajam dan kuat. Karena
kelebihan yang dipunyai ayam jago tersebut, Setro memberi nama ayam
kesayangannyaitu dengan sebutan nama “jalu”.
Jalu
adalah nama yang singkat dan mudah diingat oleh siapapun yang telah menyaksikan
kehebatannya dalam bertarung. Jalu selalu saja menang ketika diadu di arena
pertarungan yang sering diadakan di daerah itu maupun di luar daerah.Hal itulah
yang menyebabkan Setro dan jalu sangat terkenal di dalam kampung maupun di luar
kampungnya.Tak heran jika banyak penggemar sabung ayam di kampungnya saat itu
sangat ingin memiliki dan membeli jalu sebagai ayam jagonya. Setro tetap tidak
akan pernah mejual jalu ayam kesayangannya itu ke orang lain, walaupun akan
dibeli dengan harga yang sangat mahal dan sangatlah menggiurkan hatinya.
Hampir
setiap hair Setro mendapat tantangan dan undangan untuk pertarungan ayam
jagonya itu. Setro selalu mendatanginya karena semakin banyak tantangan
bertanding, dan jalu menang maka nama jalu akan semakin terkenal. Hal ini
memang benar keberadaanya hampir setiap hari Setro menyaksikan kemenangan yang
diperoleh ayam jagonya yang beraama jalu itu. Jalu memang benar-benar tak
pernah mengecewakan hati Setro dalam pertandingan melawan penantangnya dan jalu
tahu sekali keinginan hati sang majikannya.
Hingga
suatu hari tidak ada lagi penyabung ayam yang berani menanantang
jalu.Lawn-lawan jalu sepertinya sudah tidak berani lagi dan kapok karena selalu
berhasil dikalahkan dengan baik.Sepinya penantang jalu menjadikan sepi juga
hati Setro.Setro merasa sangat bosn dengan keadaan tersebut.Setro akhirnya
hanya dapat menghabiskan waktunya di rumah dengan tidur-tiduran dan termenung
karena tidak dapat menyabung ayam seperti hari-hari biasanya yang sarat dengan
penantang jalu.Setro saat itu benar-benar berharap dan berdoa agar ada
penantang lagi.
Waktu
seperti itu tak bertahan lama buat Setro dan Jalu. Suatu hari berdoa dan harpan
Setro telah didengar oleh sang pencipta. Setro kembali mendengar kabar dari
teman dan tetangganya, kalau ada seorang penyabung ayma dari luar kampung yang
berani menyabungkan ayamnya dna menantang bertarung melawan jalu. Saat itu hati
Setro dingin lagi bagai tersiram es.Setro hatinya benar-benar merasa senang dan
bahagia, karena dengan adanya penantang lagi yang dapat dikalahkan jalu maka
prestasi jalu dan desanya semakin lama semakin memuncak dan terkenal.
Saat
itu Setro langsung bergegas pergi ke tempat sabung ayam yang sudah ditentukan
tempatnya dengan membawa jagonya yang bernama jalu.Setelah sampai di temapt
sabung ayam itu Setro amat terkejut, ternyata tempat sabung yang ditentukan itu
telah dipenuhi oleh penonton dari daerah maupun penonton luar daerah yang ingin
meyaksikan pertandingan tersebut.Disudut arena pertandingan itu terlihat
seorang laki-laki tinggi, besar, berbaju hitam kelam, berkumis, dan berambut
gondrong telah menentang ayam jaogonya yang tak kalah besarnya dengan jalu.
Penampilan dari penantang jalu kali ini memang beda dan luar biasa dari
penantang-penantang biasanya. Pemilik dan ayam jagonya betul-betul meyakinkan
dan menakutkan.Dari wajahnya penantang Setro kali ini bukan orang biasa.
Mukanya terlihat bahagia tak tampak sedikitpun rasa ragu, pendek kata ia sangat
percaya diri kalau ayam jagonyalah yang kali ini dapat mengalahkan jalu dan
keluar sebagai pemenang baru.
Pertandingan
sabung ayam pun dimulai.Saat itu terlihat kedua ayam tersebut bertarung sangat
gesit dan kuat.Satu menyerang, satunya pun membalas dengan serangan lebih cepat
pula.Sorak sorai penonton menambah semarak pertandingan dan gencangan serangan
jago-jago untuk lawannya. Dalam pertarungan putaran pertama kedua jago telihat
sama kuat dan sepertinya seimbang. Melihat keadaan seperti itu penonton semakin
tak beranjak dari tempat pertandingan.Justru semakin bertambah memadati arena
pertarungan sabung ayam di tempat itu.Pertandingan sabung ayam kali ini cukup
seru.Pada putaran berikutnya Jalu masih terlihat gesit dan kuat sedangkan
lawannya sudah mulai kehabisan tenaga. Dalam kesempatan yang seperti ini
digunakan Jalu untuk terus menerus menyerang lawan dengan kehebatan yang tidak
dimiliki oleh ayam jago yang lain. Karena mendapat serangan yang bertubi-tubi
akhirnya ayam jago lawan mengeluarkan darah dari salah satu tubuhnya dan pada
putaran terakhir ayam jago lawan telah dinyatakan kalah dan pemenangnya adalah
Jalu.Sorak sorai kembali pecah, meski ada putaran terakhir namun sorak itu tak
kalah riuknya pada putaran yang pertama.Pendukung jalu sangat mengelu-elukan
Jalu.Mereka sangat bangga dengan prestasi Jalu.Melihat kenyataan tersebut
manjikan penantang dan pendukungnya pulang dengan perasaan amat kecewa dan
tanpa suara. Setro dapat tersenyum lebar untuk satu lagi kemenangan yang baru diukir Jalu. Prestasi ini sungguh
membuat para penyabung ayam dari luar daerah menjadi penasaran dengan kehebatan
Jalu.
Jalu
memang lur biasa, dalam sehari saja ia dapat melakukan pertandingan dengan
lawannya hingga lima kali pertandingan. Dalam sehari lima kali bertanding, Jalu
selalu menjadi pemenangnya. Hal itu bisa berlangsung dalam waktu satu
bulan.Dari pertarungan yang terus menerus dilakukan ayam jago yang bernama Jalu
dengan tanpa kontrol akhirnya membuat kemampuan dan kekuatan yang dimiliki
semakin lama semakin menurun.Keadaan seperti ini kurang dimengerti dan
dipelajari Setro.Setro terlanjur senang dan bahagia ayam kebanggaannya
menang.Setro hanya ingin ayam jagonya menang dan menang tanpa memikirikan
kondisi yang dialami Jalu.
Pada
suatu hari ada seorang penantang yang hendak menyabungkan ayam miliknya dengn
ayam milik Setro.Penanatang itu berasal dari luar daaerah lagi.Mendengar
tantangan itu Setro langsung menerimanya dengan senang hati.Setro begitu mudah menerima
tantangan yang berasal dari luar daerah tanpa memastikan keadaan yang sekarang
ini dialami oleh ayam jagonya yang bernama Jalu. Setro benar-benar lupa bahwa
keadaan Jalu semakin lama semakin bertambah usia. Apalagi dalam menerima
tantangan Setro tidak mempertimbangkan banyaknya jumlah bertanding dengan
keadaan dan kekuatan yang dimiliki ayam jagonya yang semakin lama semakin
berusia dan berkuranglah tenaganya.
Pertandingan
yang tak terhitung lagi jumlahnya buat Jalu berlangsung sangat seru dan ramai,
tak kalah ramainya dengan hari-hari pertandingan yang telah lalu. Awal
pertandingan Jalu dan lawannya bertanding sama kuat. Mereka saling melayangkan
serangan yang seimbang. Ketika Jalu menyerang, lawan selalu membalas dengan
cepat serangan itu,.Sorak sprai dari para pendukung Jalu dan lawannya cukup
meramaikan acara sabung ayam kali ini.Kadang-kadang penonton harus rela
berteriak keras menyemangati kedua ayam jago ini, jika ayam jagonya berhasil
menyerang dengan serangan yang baik dan bertubi-tubi.
Jeda
waktu dalam pertandingan biasanya diberikan oleh juri hampir saja
tiba.Kesempatan jeda waktu ini diberikan supaya kedua ayam aduannya bisa saling
melepaskan lelah dan sejenak beristirahat sebelum melanjutkan pertaungan
lagi.Belum sampai waktu ini diberikan, tiba-tiba semangat menyerangnya Jalu
hilang bagai tertelan bumi.Tubuhnya terlihat gontai, lemas, tak bertenaga, dan
penglihatan Jalu sepertinya ada yang menghalangi setelah menerima serangan dari
lawan mainnya.Melihat keadaan Jalu seperti ini para pendukung Jalu jadi terpaku
dan tidak lagi mempunyai semangat. Pikiran pendukungnya benar-benar kacau,
apalagi hati Setro sang pemilik jago ini. Setro benar-benar panik saat
menghadapi situasi dan kondisi Jalu yang seperti ini.Apa yang harus
diperbuatnya saja mereka bingung tak karuan. Akhirnya Setro pun terpaksa
memasuki arena pertandingan dengan segera tanpa memperhatikan siapapun,
kemudian Setro menangkap Jalu dan membawa pergi dengan cepat.Melihat kejadian
seperti itu akhirnya penonton membubarkan diri walau pertandingan belum selesai,
sehingga pemenangnya adalah lawan Jalu yang berasal dari luar daerah.Sesampai
di rumah Setro langsung memeriksa semua keadaan Jalu yang tiba-tiba saja
berubah seperti itu. Betapa kaget dan kecewanya hati Setro setelah tau apa yang
dialami oleh ayam kesayangannya itu. Ternyata Jalu telah terkena serangan lawan
yang melukai matanya.Mata Jalu kini menjadi merah dan berdarah sehingga Jalu
tak lagi banyak gerak dan diam. Sepertinya keadaan sangat mengkawatirkan.
Melihat
Jalu dari hari ke hari menderita sakit maka Setro juga setia menemani dan
mengobatinya, supaya luka di matanya cepat sembuh dan harapan Setro Jalu bisa
bertanding lagi di perlombaan sabung ayam.Setiap hari Setro berusaha membuatkan
ramuan jamu untuk Jalu, baik itu didapat dari resep ramuan nenek moyangnya,
maupun resep ramuan dari teman dan tetangganya.Bahkan anjuran resep apapun dan
dari manapun sudah dicoba dan diberikannya, namun hasilnya masih saja belum
sempurna yaitu Jalu masih belum sembuh dari sakit yang dideritanya.
Saat
itu Setro benar-benar sangat lelah dan dia telah mendapatkan kesempatan untuk
tidur nyenyak di kamar rumahnya.Maklum dia akhir-akhir ini pekerjaanya hanya
melamun untuk menghabiskan sepinya sendiri.Ia cukup lama pusing, menderita
batinnya, dan bingung karena harus menerima cobaan yang dirasakannya tidak
kunjung terselesaikan, sampai-sampai ia tak habis piker lagi. Karena tidurnya
terlalu lelap dan lama, maka Setro pun tak tau lagi yang diperbuat oleh Jalu
saat itu.Jalu telah mencoba kekuatan fisiknya dengan berjalan-jalan.
Tak
terasa Jalu masih bisa mengelilingi rumah Setro yang tidak terlalu besar itu
walaupun tidak lagi cepat dulu.Dalam perjalanan mengelilingi rumah Setro, perut
Jalu tiba-tiba sangat lapar.Hal ini terjadi karena Jalu saat ini memang sedang
sakit.Akhirnya sambil berjalan itu Jalu mencari makanan.Karena merasa dirinya
menemukan makanan Jalu pun berhenti dan mematok sesuatu yang dianggapnya
makanan dan kemudian menelannya.Tak berselang lama tubuh Jalu lemas sekali,
Jalu tidak mampu berdiri lagi.Jalu akhirnya menggelepar-nggeleparkan
tubuhnya.Jalu mengeluarkan juga suatu cairan seperti busa putih dari mulutnya
lama kelamaan mata Jalu pun terpejam rapat dan diam tak mengeluarkan gerakan
yang banyak, hanya sesekali kakinya digerakkan sedikit, bergantian dari kaki kiri
kemudian kaki kanannya.Habis itu Jalu tak berkutik sedikitpun.Rupanya kematian
telah menjemput Jalu yang semula menganggap sesuatu itu makanan terrnyata tidak
melainkan obat yang tak sengaja tercecer di tanah, karena matanya tak dapat
lagi melihat dengan sempurna jadi dia menganggap benda itu makanan.
Setelah
beberapa lama kejadian itu berlangsung, Setro baru terbangun dari mimpi
buruknya. Setro tak mendengar lagi suara Jalu sama sekali, oleh sebab itu Setro
langsung mencari Jalu di tempatnya. Ternyata tempat itu kosong, Jalu tidak ada
lagi disitu, Setro terus berusaha mencarinya dari satu tempat ke tepat lain
dengan rasa kawatir. Ternyata betul yang dikawatirkan Setro, Jalu telah
ditemukan tergeletak kaku tidak bernyawa di pekarangan dekat rumah Setro.Melihat
kenyataan itu, kembali hati Setro bagai dihantam bom marthil yang sangat
dahsyat. Setro tidak menyangka sama sekali jika nasib Jalu akan sepintas ini.
Air mata Setro terus mengalir deras tanpa suara mengiringi kepergian Jalu yang
selama ini menjadi teman dan kebanggaan dalam hidupnya. Jalu buat dia adalah
segalanya, karena dalam hidupnya Setro tidak punya siapa-siapa kecuali Jalu.
Sejak
Jalu meninggal, Setro tidak pernah lagi mau pergi ke luar rumah.Setro lebih
senang menyendiri dan melamun lagi seperti dulu bahkan sekarang ini bertambah
parah.Tetangganya mulai curiga terhadap Setro yang terus bersedih. Beberapa
tetangga Setro yang ikut prihatin akan keadaan Setro akhirnya merelakan untuk
mengunjungi Setro ke rumah dan mebawakan makanan untuknya supaya Setro agak
terhibur dan mau makan. Tetangga Setro memang belum paham betul masalah yang
dihadapi Setro tapi yang penting Setro tidak bersedih berlarut-larut.Karena
seringnya tetangga Setro pergi ke rumah Setro mengantar makanan, akhirnya
mereka mengetahui makam yang berada di sebelah Setro.Ternyata makam itu adalah
makam Jalu.Mengetahui hal itu tetangganya bertambah kasihan terhadap
Setro.Mereka bersama berusaha untuk menghibur hati Setro agar cepat lupa dengan
Jalu.
Keadaan
telah menentukan lain dari hari ke hari kesehatan Setro semakin mengkawatirkan.
Tubuhnya yang dulu besar kini kelihatan kurus.Wajahnya yang dulu tampan kini
mulai memucat dan cekung.Dia sudah tidak mampu lagi berjalan.Setro hanya
menikmati hari-harinya di tempat tidur.Sungguh kasihan sekali nasib yang harus
dijalani Setro.Semua tetangganya sangat perhatian terhadap Setro, mengharap
agar Setro dapat sembuh dan seperti dulu lagi. Ternyata Tuhan telah berkehendak
lain dari yang telah diharapkan tetangga dan kerabat Setro. Setelah lima belas
hari kematian Jalu, Setro pun mengakhiri hidupnya dan menyusul Jalu ayamnya
yang meninggal lebih dulu. Tubuhnya telah terbujur kaku dan tak bernyawa lagi
di kamarnya.Warga dan tetangganya yang melihat kejadian itu hatinya sangat
sedih dan terharu.Mereka lalu beramai-ramai mengubur jenazah Setro dengan layak
untuk mengenang jasa Setro dan Jalu, karena merekalah yang telah menjadikan
kampung dan desa mereka menjadi sangat terkenal. Dengan adanya kejadian yang
menimpa Setro dan Jalu maka warga desa saat itu sepakat memberi nama desanya
yang belum bernama itu dengan sebutan Desa TROJALU yang artinya Setro dan Jalu.
Sehingga sampai saat ini cerita ini masih dikenang oleh masyarakat TROJALU.